Sabtu, 21 Februari 2015

TUDUHAN TERHADAP DAKWAH ISLAMIYYAH(AT TATHARRUF DAN AL USHULIYYAH)

✹✹✹〰〰〰

💥🔗 Tuduhan Terhadap Dakwah Islamiyyah (At Tatharruf dan Al Ushuliyyah) 🔗💥

ﺿﺮﺏ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺍﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ‏(ﺍﻟﺘﻄﺮﻑ ﻭﺍﻷﺻﻮﻟﻴﺔ‏)

🌵🍂🌵🍂🌵

السؤال :

ﺷﺎﻉ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﻭﺳﺎﺋﻞ ﺍﻹﻋﻼﻡ ﺍﻟﻤﺨﺘﻠﻔﺔ ﺍﺗﻬﺎﻡ ﺷﺒﺎﺏ ﺍﻟﺼﺤﻮﺓ ﺑﺎﻟﺘﻄﺮﻑ ﻭﺑﺎﻷﺻﻮﻟﻴﺔ، ﻣﺎ ﺭﺃﻱ
ﺳﻤﺎﺣﺘﻜﻢ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ؟

الجواب :

ﻫﺬﺍ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺣﺎﻝ ﻏﻠﻂ ﺟﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻐﺮﺏ ﻭﺍﻟﺸﺮﻕ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ، ﻭﺍﻟﺸﻴﻮﻋﻴﻴﻦ، ﻭﺍﻟﻴﻬﻮﺩ، ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻤﻦ ﻳﻨﻔﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻭﺃﻧﺼﺎﺭﻫﺎ، ﺃﺭﺍﺩﻭﺍ ﺃﻥ ﻳﻈﻠﻤﻮﺍ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ بمثل ﺍﻟﺘﻄﺮﻑ، ﺃﻭ ﺍﻷﺻﻮﻟﻴﺔ ﺃﻭ ﻛﺬﺍ ﺃﻭ ﻛﺬﺍ ﻣﻤﺎ ﻳﻠﻘﺒﻮﻧﻬﻢ ﺑﻪ.

ﻭﻻ ﺷﻚ ﺃﻥ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﻲ ﺩﻳﻦ ﺍﻟﺮﺳﻞ، ﻭﻫﻲ ﻣﺬﻫﺒﻬﻢ ﻭﻃﺮﻳﻘﻬﻢ، ﻭﻭﺍﺟﺐ ﻋﻠﻰ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﻨﺸﻄﻮﺍ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ، ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﺒﺎﺏ ﺃﻥ ﻳﺘﻘﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﻠﺘﺰﻣﻮﺍ ﺑﺎﻟﺤﻖ، ﻓﻼ ﻳﻐﻠﻮﺍ ﻭﻻ ﻳﺠﻔﻮﺍ .

ﻭﻗﺪ ﻳﻘﻊ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺸﺒﺎﺏ ﺟﻬﻞ ﻓﻴﻐﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﺃﻭ ﻧﻘﺺ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻴﺠﻔﻮﻥ، ﻟﻜﻦ ﻋﻠﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺸﺒﺎﺏ ﻭﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻫﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺘﻘﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺃﻥ ﻳﺘﺤﺮﻭﺍ ﺍﻟﺤﻖ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻞ، ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﻭﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﺃﻥ ﻳﺤﺬﺭﻭﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﻭﺍﻟﻐﻠﻮ ﻭﺍﻹﻓﺮﺍﻁ، ﻛﻤﺎ ﺃﻥ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﺤﺬﺭﻭﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻬﻞ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻘﺼﻴﺮ، ﻭﻟﻴﺲ ﺃﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﻣﻌﺼﻮﻣﺎً، ﻭﻗﺪ ﻳﻘﻊ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻘﺼﻴﺮ ﺑﺎﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﻨﻘﺺ ﻟﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﺫﻟﻚ ﻋﻴﺒﺎً ﻟﻠﺠﻤﻴﻊ، ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻋﻴﺐ ﻟﻤﻦ ﻭﻗﻊ ﻣﻨﻪ.

ﻭﻟﻜﻦ ﺃﻋﺪﺍﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ، ﻭﻣﻦ ﺳﺎﺭ ﻓﻲ ﺭﻛﺎﺑﻬﻢ ﺟﻌﻠﻮﺍ ﻫﺬﻩ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻟﻀﺮﺏ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻭﺍﻟﻘﻀﺎﺀ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﺗﻬﺎﻡ ﺃﻫﻠﻬﺎ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﻣﺘﻄﺮﻓﻮﻥ ﺃﻭ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﺃﺻﻮﻟﻴﻮﻥ.

ﻭﻣﺎ ﻣﻌﻨﻰ ﺃﺻﻮﻟﻴﻴﻦ؟

ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﺃﺻﻮﻟﻴﻴﻦ ﺑﻤﻌﻨﻰ : ﺃﻧﻬﻢ ﻳﺘﻤﺴﻜﻮﻥ ﺑﺎﻷﺻﻮﻝ، ﻭﺑﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻓﻬﺬﺍ ﻣﺪﺡ ﻭﻟﻴﺲ ﺫﻣﺎً، ﺍﻟﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻷﺻﻮﻝ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻨﺔ ﻧﺒﻴﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﺪﺡ ﻭﻟﻴﺲ ﺑﺬﻡ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﺬﻡ ﻟﻠﺘﻄﺮﻑ ﺃﻭ ﺍﻟﺠﻔﺎﺀ، ﺇﻣﺎ ﺍﻟﺘﻄﺮﻑ ﺑﺎﻟﻐﻠﻮ، ﻭﺇﻣﺎ ﺍﻟﺘﻄﺮﻑ ﺑﺎﻟﺠﻔﺎﺀ ﻭﺍﻟﺘﻘﺼﻴﺮ، ﻭﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻡ .

ﺃﻣﺎ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﺍﻟﻤﻠﺘﺰﻡ ﺑﺎﻷﺻﻮﻝ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮﺓ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻬﺬﺍ ﻟﻴﺲ ﺑﻌﻴﺐ، ﺑﻞ ﻣﺪﺡ ﻭﻛﻤﺎﻝ، ﻭﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﻮﺍﺟﺐ ﻋﻠﻰ ﻃﻠﺒﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﺪﺍﻋﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﺰﻣﻮﺍ ﺑﺎﻷﺻﻮﻝ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻣﺎ ﻋﺮﻑ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﻔﻘﻪ، ﻭﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ، ﻭﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﻤﺼﻄﻠﺢ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﺴﺘﺪﻝ ﺑﻪ ﻭﻣﺎ ﻳﺤﺘﺞ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺍﻷﺩﻟﺔ، ﻻﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﺃﺻﻮﻝ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻴﻬﺎ.

ﻓﻀﺮﺏ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﺃﺻﻮﻟﻴﻮﻥ ﻫﺬﺍ ﻛﻼﻡ ﻣﺠﻤﻞ ﻟﻴﺲ ﻟﻪ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺇﻻ ﺍﻟﺬﻡ ﻭﺍﻟﻌﻴﺐ ﻭﺍﻟﺘﻨﻔﻴﺮ، ﻓﺎﻷﺻﻮﻟﻴﺔ ﻟﻴﺴﺖ ﺫﻣﺎً، ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻣﺪﺡ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻳﺘﻤﺴﻚ ﺑﺎﻷﺻﻮﻝ ﻭﻳﻌﺘﻨﻲ ﺑﻬﺎ ﻭﻳﺴﻬﺮ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻭﻣﺎ ﻗﺮﺭﻩ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻬﺬﺍ ﻟﻴﺲ ﺑﻌﻴﺐ، ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻄﺮﻑ ﺑﺎﻟﺒﺪﻋﺔ ﻭﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻭﺍﻟﻐﻠﻮ ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻌﻴﺐ، ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻄﺮﻑ ﺑﺎﻟﺠﻬﻞ ﺃﻭ ﺍﻟﺘﻘﺼﻴﺮ ﻓﻬﺬﺍ ﻋﻴﺐ ﺃﻳﻀﺎً.

ﻓﺎﻟﻮﺍﺟﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﺰﻣﻮﺍ ﺑﺎﻷﺻﻮﻝ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻭﻳﺘﻤﺴﻜﻮﺍ ﺑﺎﻟﺘﻮﺳﻂ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﻌﻠﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻪ، ﻓﺎﻟﻠﻪ ﺟﻌﻠﻬﻢ ﺃﻣﺔ ﻭﺳﻄﺎً، ﻓﺎﻟﻮﺍﺟﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺪﻋﺎﺓ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻧﻮﺍ ﻭﺳﻄﺎً ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻐﺎﻟﻲ ﻭﺍﻟﺠﺎﻓﻲ، ﺑﻴﻦ ﺍﻹﻓﺮﺍﻁ ﻭﺍﻟﺘﻔﺮﻳﻂ، ﻭﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﻘﻴﻤﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻖ، ﻭﺃﻥ ﻳﺜﺒﺘﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺄﺩﻟﺘﻪ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ، ﻓﻼ ﺇﻓﺮﺍﻁ ﻭﻏﻠﻮ، ﻭﻻ ﺟﻔﺎﺀ ﻭﺗﻔﺮﻳﻂ، ﻭﻟﻜﻨﻪ ﺍﻟﻮﺳﻂ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ.

ﺣﻮﺍﺭ ﺃﺟﺮﺍﻩ ﻣﻨﺪﻭﺏ ﻣﺠﻠﺔ ﺍﻟﺤﺮﺱ ﺍﻟﻮﻃﻨﻲ ﻣﻊ ﺳﻤﺎﺣﺘﻪ، ﻭﻗﺪ ﻧﺸﺮ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﻮﺍﺭ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺪﺩ ‏(137‏) ﻓﻲ ﺷﻬﺮ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻟﻌﺎﻡ 1413 ﻫـ - ﻣﺠﻤﻮﻉ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﻭﻣﻘﺎﻻﺕ ﻣﺘﻨﻮﻋﺔ ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻟﺜﺎﻣﻦ.

📈📎 http://www.binbaz.org.sa/node/1989
------------

💡📎 Pertanyaan:

❓Pada beberapa media informasi yang berbeda, para kaum muda yang memperjuangkan
kebangkitan telah dituduh dengan sebutan “Tatharruf dan Ushuliyah”, apa pendapat anda tentang hal ini?

✔🔻Jawaban:

❌ 🔄 “Sebenarnya semua ini adalah kesalahan yang datang dari barat dan timur, dari kaum  nasrani, komunis, yahudi, dan yang lainnya dari orang-orang yang membenci dakwah kepada Allah Ta’ala dan para penolongnya. Mereka hendak menzhalimi dakwah dengan sebutan “Tatharruf dan Ushuliyah” atau sebutan-sebutan yang lainnya.

🌿🔸Tidak diragukan lagi bahwa dakwah kepada Allah adalah agamanya para Rasul. Dakwah adalah madzhab dan
jalan mereka, dan wajib bagi orang yang berilmu untuk berdakwah (mengajak) kepada Allah, serta bersemangat pada hal tersebut. Para pemuda hendaknya tetap bertakwa kepada Allah, dan senantiasa berpegang teguh kepada kebenaran serta tidak berlebihan juga tidak bersikap keras.

🔗 🚫 Pada sebagian pemuda telah terdapat kebodohan, mereka berlebihan terhadap sebagian masalah atau mereka kekurangan ilmu sehingga bersikap kasar. Hendaknya semua pemuda dan yang lainnya dari kalangan ahli ilmu
tetap bertakwa kepada Allah Ta’ala, dan memperjuangkan kebenaran dengan dalil, berupa firman Allah dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta menjauhi bid’ah dan sikap berlebihan atau lalai. Tidak ada seorang pun dari mereka yang ma’shum, terkadang muncul dari sebagian manusia suatu kelalaian dengan melakukan penambahan atau pengurangan. Tetapi ini bukan merupakan aib bagi semua, melainkan aib ini hanya untuk orang yang melakukannya.

⚠ 💢 Akan tetapi musuh-musuh Allah Ta’ala dari kalangan nasrani dan yang lainnya, juga orang-orang yang mengikutinya mereka menjadikan hal ini sebagai sarana untuk menghantam dakwah dan menghancurkannya dengan menuduh para pengembannya bahwa mereka adalah orang-orang “mutathorrifun” atau orang-orang yang “ushuliyun”.

❓👉 Apakah ma'na Ushuliyun?

💬▪Apabila mereka disebut Ushuliyun dalam arti bahwasanya mereka berpegang teguh kepada ushul atau pokok dan berpegang teguh kepada apa yang difirmankan Allah Ta’ala dan disabdakan Rasul-
Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam maka ini merupakan pujian bukan celaan. Berpegang teguh kepada pokok atau dasar dari Kitabullah dan Sunnah Rasul Nya shallallahu 'alaihi wasallam adalah tindakan yang terpuji dan tidak tercela. Sesungguhnya celaan diberikan untuk sikap ekstrim (Tatharruf) atau sikap keras. Adapun tatharruf, baik dengan melakukan tindakan berlebihan, ataupun tatharruf dengan kekerasan dan meremehkan, maka inilah yang tercela.

🌕▪Sedangkan orang yang berpegang teguh kepada dasar-dasar yang diakui dari Kitabullah dan Sunnah Rasul Nya shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah aib, akan tetapi merupakan kesempurnaan dan sikap terpuji. Dan Ini merupakan kewajiban para penuntut ilmu dan pengemban dakwah agar mereka senantiasa berpegang teguh dengan dasar atau pokok dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam, juga apa-apa yang sudah diketahui dari dasar-dasar fiqih, dasar-dasar akidah dan dasar-dasar kemaslahatan dalam hal dalil dan apa apa yang dibutuhkan didalamnya sebagai dalil atau hujjah. Semua ini harus ada dasarnya yang bisa dijadikan sandaran oleh para pengemban dakwah.

💥 💫 Tuduhan yang dilontarkan kepada
para pengemban dakwah bahwasanya mereka adalah ushuliyun, ini merupakan perkataan yang bermakna global yang tidak memiliki hakikat kecuali celaan, aib, dan julukan yang jelek. Padahal ushuliyun bukanlah celaan melainkan pada hakekatnya adalah pujian. Apabila para penuntut ilmu berpegang teguh kepada dasar atau pokok dari Kitabullah, Sunnah RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam, dan apa-apa yang telah ditetapkan oleh para ahli ilmu, maka ini bukanlah aib. Adapun tindakan melampaui batas (tatharruf) dalam bid’ah, menambah-nambah, dan melebih-lebihkan, maka ini adalah aib. Atau melampaui batas dengan kebodohan atau peremehan, maka ini adalah aib juga.

❗🔗 Karena itu, bagi para da’i (pengemban dakwah) hendaklah mereka tetap berpegang teguh terhadap dasar-dasar atau pokok syari’at dan berpegang teguh dengan sikap yang pertengahan sebagaimana Allah telah menjadikan
mereka didalamnya dan Allah telah menjadikan mereka sebagai umat pertengahan. Para da’i harus mampu bersikap pertengahan di antara sikap berlebihan dan sikap keras, diantara tindakan melebih-lebihkan dan mengurang-ngurangi (dalam masalah agama). Hendaklah mereka pun tetap istiqamah di atas kebenaran dan tetap teguh di atasnya dengan dalil-dalilnya yang syar’i, tidak melampaui batas dan melebih-lebihkan, dan bersikap keras dan tidak mengurang-ngurangi melainkan berada pada posisi atau sikap yang pertengahan sebagaimana yang diperintahkan Allah Ta’ala.

📑📌 Wawancara yang dilakukan oleh perwakilan Majalah Al Haras Al Wathani bersama Yang Mulia ( Syaikh 'Abdul  'Aziz bin Baz ), dan Wawancara ini telah diterbitkan pada edisi 137 pada bulan Ramadhan tahun 1413 H, Majmu' Fatawa wa Maqalat Matnu'ah Juz Delapan

➖➖➖➖✵ ✵ ✵ ✵

💻 Untuk fawaid lainnya bisa kunjungi website kami:

🌐  www.ittibaus-sunnah.net
➖➖➖➖➖➖➖➖
أصحاب السنة
📕👍📗👍📘
🌠 Ashhabus Sunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar