Rabu, 18 Februari 2015

HUKUM DARAH YANG KELUAR DARI TUBUH

»»»¦※¦※¦※¦«««
🔰 Silsilah Fatawa Fiqih Ibadah 🔰
------------------------------------------------
♨ HUKUM DARAH YANG KELUAR DARI TUBUH.
------------------------------------------------
🎓 Fadhilatus Syaikh Ibnu 'Utsaimin rohimahulloh.

📞 Pertanyaan:

Fadhilatus syaikh, apakah darah yang keluar dari tubuh najis? Dan apakah wajib untuk melepaskan pakaian (karenanya) ketika menunaikan sholat?

🔏 Jawaban:

Darah yang keluar dari tubuh apabila keluar dari 2 jalan; yaitu: dari qubul (kemaluan depan) atau dubur (kemaluan belakang) maka najis; karena Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam selalu memerintahkan para wanita karena haidh untuk mencuci darah haidh. Dan jika keluar dari bagian tubuh yang lain seperti mimisan dan luka serta yang semisal itu, maka kebanyakan para ulama menilai najis akan tetapi dimaafkan jika sedikit; yakni: dari sesuatu yang sedikit dari darah tersebut, hingga sekalipun mengenai badan dari darah tersebut atau (mengenai) kain, dan sebagian ulama: menilai bahwa dia tidaklah najis; karena Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

«إن المؤمن لا ينجس».

"Sesungguhnya setiap mukmin tidaklah najis".

Dan dahulu para sahabat rodhiallohu 'anhum di dalam jihad mereka ditimpa luka dan badan mereka terlumuri (dengannya) dan terlumuri pakaian mereka dengan darah tersebut, dan belum ternukilkan bahwa mereka diperintahkan untuk mencucinya; dan dikarenakan apa yang telah terpisah dari tubuh manusia maka dia suci sehingga jika terputus jemarinya sebagai contoh maka jemarinya adalah suci, maka apabila bagian-bagian tubuhnya terpisah maka dia suci sehingga sucinya darah lebih layak lagi, karena anggota tubuh yang terpisah pastilah akan mengeluarkan darah, akan tetapi untuk kehati-hatian: hendaknya mencucinya. Kecuali jika hanya dalam jumlah yang sedikit yang terjadi secara kebiasaannya maka tidak mengapa tidak mencucinya.

Akan tetapi mengapa tidak bertanya, apakah dapat membatalkan wudhu atau tidak?

Maka kami jawab: sesungguhnya tidaklah membatalkan wudhu kecuali apa yang keluar dari 2 jalan. Adapun apa yang keluar dari anggota tubuh lainnya maka tidaklah membatalkan wudhu, sama saja apakah sedikit ataupun banyak.

📔 Silsilah Liqoat Al-Bab Al-Maftuh.

🔊 Audio dapat didengar di:
http://is.gd/EjivL7

__✏ Alih Bahasa: Muhammad Sholehuddin Abu Abduh.
------------------------------------------------
▪حكم الدم الخارج من الجسم ▪

▫السؤال:

🔸فضيلة الشيخ ,هل الدم الخارج من الجسم نجس؟ وهل يجب خلع الثياب عند أداء الصلاة؟

🔻الجواب:
🔹الدم الخارج من الجسم إن خرج من السبيلين; أي: من القبل أو الدبر فهو نجس; لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم كان يأمر النساء في الحيض أن يغسلن دم الحيض. وإن خرج من بقية البدن كالرعاف والجرح وما أشبه ذلك، فأكثر أهل العلم يرون أنه نجس لكن يعفى عن يسيره; يعني: عن الشيء القليل منه، حتى ولو أصاب البدن منه أو الثوب، وبعض العلماء: يرى أنه ليس بنجس ;لأن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: «إن المؤمن لا ينجس»، وكان الصحابة رضي الله عنهم في الجهاد تصيبهم الجراحة وتتلوث أبدانهم وتتلوث ثيابهم بذلك الدم، ولم ينقل أنهم أمروا بغسله; ولأن ما فصل من الآدمي فهو طاهر فلو قطعت إصبعه مثلاً فالإصبع طاهرة، فإذا كانت الأجزاء إذا انفصلت فهي طاهرة فطهارة الدم من باب أولى، على أن الأجزاء التي تنفصل لابد أن يكون بها دم، لكن الاحتياط: أن يغسله. إلا أن يكون شيئاً يسيراً جرت به العادة فلا بأس ألا يغسله. لكن لماذا لم تسأل هل ينقض الوضوء أو لا؟ فنقول: إنه لا ينقض الوضوء إلا ما خرج من السبيلين.أما ما خرج من بقية البدن فإنه لا ينقض الوضوء سواءً كان قليلاً أو كثيراً.
📕المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح >
 🔊رابط المقطع الصوتي
http://is.gd/EjivL7
------------------------------------------------
🌏 WA Ahlus Sunnah Karawang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar