Selasa, 17 Februari 2015

HAK ASUH ANAK

»»»¦※¦※¦※¦«««
🔰 Silsilah Fatawa Fiqih Keluarga 🔰
------------------------------------------------
🔘 HAK ASUH ANAK
------------------------------------------------

📑 Fatwa Nomor:14806

✨ Segala puji hanya bagi Allah. Selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad yang tidak ada Nabi setelahnya.

Amma ba'du,

Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa telah mengkaji permohonan fatwa yang ditujukan kepada Ketua Umum, dari Wakil Kementrian Luar Negeri Bidang Politik, yang dilimpahkan kepada Komite Sekretariat Jenderal Dewan Ulama Senior, No. 3748, tanggal 10/9/1411 H. Beliau mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

📮 Kedutaan Besar Arab Saudi di Athena menyampaikan bahwa Lembaga Fatwa yang ada di Wilayah Utara Yunani menjelaskan terjadinya perselisihan antara suami dan istri yang berujung pada perceraian. Mereka berdua telah dikaruniai tiga orang anak , yang pertama perempuan berusia lima tahun, dan yang kedua laki-laki berusia sembilan bulan.

🔀 Ayah dari anak -anak itu meminta agar mantan istrinya mau menyerahkan hak asuh mereka kepadanya. Namun, wanita itu dan kedua orang tuanya melihat bahwa anak-anak masih kecil, dan demi kemaslahatan anak -anak, lebih baik mereka tetap diasuh oleh ibunya mengingat bahwa ayahnya selalu sibuk dengan bisnis jual beli properti pada siang hari. Selain itu, di malam hari sang ayah sibuk dengan rekan-rekan bisnisnya, dan baru pulang ke rumah menjelang pagi. Sikapnya dalam memperlakukan anak -anaknya juga kurang baik, dan inilah alasan utama penolakan pemberian hak asuh karena akan sangat tidak efektif. Di sisi lain, ibu mereka adalah seorang guru TK ( Nomor bagian 21; Halaman 194)  yang menerima gaji bulanan.

🏡 Dia dapat mendidik mereka di sekolah tempat dia mengajar. Bahkan selain mengasuh, dia sendiri yang memenuhi kebutuhan mereka semenjak perceraiannya dengan sang suami. Oleh karena itu, dia mengharap kepada Lembaga Fatwa agar memberi penjelasan, berapa lama dia harus mengasuh anak perempuan dan laki-laki yang dia miliki.

🔄 Menurut syariat Islam, apakah ibu lebih berhak menjaga anak -anak daripada ayahnya? Sebab, sang ibu lebih bermanfaat bagi anak -anak itu daripada ayahnya yang selama lebih dari setengah tahun tidak pernah bertanya, menjenguk, membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, pakaian, pengobatan, maupun pendidikan mereka?

🔂 Dia meminta dari Lembaga Fatwa mengeluarkan pendapat dengan mazhab Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, agar fatwa yang dikeluarkan tetap sesuai dengan mazhab yang dianut oleh Lembaga Fatwa saat ini dan yang akan datang. Mohon penjelasannya, salam hormat.

📝 Setelah melakukan pengkajian terhadap permasalahan yang diajukan, maka Komite menjawab sebagai berikut:

🔖 Yang paling berhak mengasuh anak -anak pasca-perceraian adalah ibu mereka.

📌 Apabila sang ibu menikah lagi, maka hak asuh anak beralih kepada nenek dari pihak ibu.

📌 Apabila nenek dari pihak ibu sudah meninggal, maka hak asuh beralih kepada nenek dari pihak bapak, karena hak asuh anak adalah menyesuaikan tabiat wanita. Tentu ibu merekalah yang paling besar kasih sayangnya dibandingkan orang lain. Ini sesuai dengan hadits yang diriwayat oleh Abu Dawud bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada salah seorang ibu:

«أنتِ أحق به ما لم تنكحي»

"Kamu lebih berhak terhadap anakmu selama kamu belum menikah."

⚠ Bagi anak lelaki yang telah berusia tujuh tahun, dia boleh memilih ( Nomor bagian 21; Halaman 195)  untuk tinggal dengan ibu atau ayahnya, sehingga hak asuh ditentukan berdasarkan keputusannya. Bagi anak perempuan yang telah berusia tujuh tahun, maka ayah yang berhak mengasuhnya karena anak perempuan membutuhkan perlindungan dan penjagaan. Seorang ibu juga membutuhkan seseorang yang bisa menjaganya.

⛔ Anak laki-laki atau perempuan tidak boleh tinggal dengan orang tua yang tidak mampu menjaga dan mendidik mereka. Inilah mazhab Imam Ahmad rahimahullah.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

               ●○🏢 Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa

Anggota / Anggota / Anggota / Wakil Ketua / Ketua

Abdul Aziz Alu asy-Syaikh /Shalih al-Fawzan / Abdullah bin Ghadyan / Abdurrazzaq Afifi / Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

------------------------------------------------
الحضانة

الفتوى رقم ( 14806 )الحمد لله وحده، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده، وبعد:فقد اطلعت اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء على ما ورد إلى سماحة الرئيس العام من سعادة وكيـل وزارة الخارجية للشؤون السياسية والمحال إلى اللجنة من الأمانة العامة لهيئة كبار العلماء برقم (3748) وتاريخ 10 / 9 / 1411 هـ، وقد سأل سعادته سؤالاً هذا نصه:أفادت سفارة المملكة في أثينا بأن دار الإفتاء بشمال اليونان أبلغتها أن خلافًا دب بين زوج وزوجته أدى إلى الطلاق، ولهما ثلاثة أولاد: بنت (5 سنوات) وولد (9 شهور)، ويطلـب الأب بتسليمهم من مطلقته، إلا أنها ووالديها يرون أنهم ما زالوا قصارًا، ومن مصلحتهم أن يكونوا في حضانة الأم؛ لأن والدهم مشغول بوظيفته وعمله بعد الدوام في بيع وشراء العقارات، وفي المساء ينشغل مع زملائه ولا يعود إلى منزله إلا وقـت متأخر من الليل، مع سوء معاملته لهم، الأمر الذي يجعل حضانته لأولاده غير مفيد لهم، أما والدتهم فإنها تعمل مدرسة للأطفال وتقاضي ( الجزء رقم : 21، الصفحة رقم: 194) راتبًا وتعلم أولادها في نفس المدرسة، وتقوم برعايتهم وكل ما يلزمهم منذ تركت منزل الزوجية، لذلك ترجو دار الإفتـاء تزويدها بفتوى توضـح مدة حضانتها لأولادها بالنسبة للذكر والأنثى ، وهل من الشرع أن تحتفظ والدتهم بهم بدلاً من أبيهم؛ لأنها أنفع لهم من والدهم الذي له أكثر من نصف سنة لا يسأل عنهم ولا يراهم ولا يساعد في معيشتهم وكسوتهم، وتطبيبهم وتعليمهم، وتود دار الإفتاء أن تكون الفتوى على مذهب الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله؛ لتصبح فتوى ثابتة تسير على هديها دار الإفتاء في الحاضر والمستقبل، آمل الإفادة. مع أطيب تحياتي.

وبعد دراسة اللجنة للاستفتاء أجابت:
أحق النـاس بحضانة الطفل أمه إذا افترق الزوجـان، فـإن تزوجت انتقلـت الحضانة إلى أم الأم، فـإن عدمت انتقلت إلى أم الأب؛ لأن الحضانة للنساء، وأمه أشفق عليه من غيرها، وقد أخرج أبو داود أن النبي صلى الله عليه وسلم قال للأم: « أنت أحق به ما لم تنكحي » وإذا بلغ الغلام سبع سنين خُـّير بـين أبويه فكـان عنـد من اختـار ( الجزء رقم : 21، الصفحة رقم: 195) منهما، وإذا بلغت البنت سبعًا فأبوها أحق بهـا؛ لأنها تحتـاج إلى الحفظ والصيانـة، والأم تحتـاج إلى من يصونهـا ولا يقر المحضون ذكرًا كان أو أنثى بيد من لا يصونه ولا يصلحه هـذا هو مذهـب الإمام أحمد رحمه الله.وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

عضو عضو عضو نائب الرئيس الرئيس
عبد العزيز آل الشيخ صالح الفوزان عبد الله بن غديان عبد الرزاق عفيفي عبد العزيز بن عبد الله بن باز
------------------------------------------------
🌏 WA Ahlus Sunnah Karawang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar