Jumat, 28 Oktober 2016

3 MUSIBAH YANG TERLUPAKAN

💥💰⏰ *3 MUSIBAH YANG TERLUPAKAN*

💢💥❗️Manusia ditimpa musibah diwaktu siang dan malam, dengan 3 musibah.
Yang terkadang dia tidak menghiraukannya:

1⃣Umurnya yang terus berkurang setiap harinya.
Namun berkurangnya umur tidak dia hiraukan, ketika berkurang sedikit saja dari hartanya ia pun akan terus memikirkannya.
Dalam keadaan :
"Harta bisa diganti, sedangkan umur tidak ada gantinya."

2⃣Setiap hari manusia memakan dari rizki Alloh. Apabila dari sesuatu yang halal maka akan ditanya (dimintai pertanggung jawabannya) oleh Alloh, jika itu dari sesuatu yang haram maka akan hukum atas perbuatannya.

🔎 Sementara seseorang tidak mengetahui akhir dari hisab, perhitungan amalnya.

3⃣Setiap hari ia semakin mendekat kepada negri akhirat dan semakin menjauh dari dunia.
Maka sungguh celaka, ia tidak bersungguh-sungguh meraih negri akhirat yang kekal sebagaimana kesungguhannya dalam mengejar dunia yang fana.

❓🚧Dalam keadaan ia tidak mengetahui apakah tempat kembalinya adalah Al Jannah yang tinggi ataukah An Naar yang sangat panas.

"اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا ولا مبلغ علمنا ولا إلى النار مصيرنا واجعل الجنة هي دارنا."

"Ya Alloh, janganlah Engkau jadikan dunia cita-cita terbesar kami, tidak pula akhir pengetahuan kami. Janganlah Engkau jadikan an naar tempat kembali kami, jadikanlah al jannah tempat tinggal kami."

💰🚘Tatkala engkau mengumpulkan dunia, engkau berusaha untuk merealisasikan angan-anganmu niscaya engkau tidak akan mendapati angan-angan yang lebih indah dari pada angan-angan (baca: cita-cita) Nabi Yusuf 'alaihis sallam :

(تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ) يوسف : ١٠١

"Yaa Alloh, matikanlah aku dalam keadaan islam dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang yang sholeh." Surat Yusuf : 101.

💐❗️Sungguh saya sangat sedih tatkala ketika membaca ucapannya Ibnu Utsaimin -Rahimahullohu- :

"إذا رأيت نفسك متكاسلا عن الطاعة، فاحذر أن يكون الله قد كره طاعتك"

"Apabila engkau memandang dirimu malas dalam melaksanakan ketaatan (kepada Alloh), maka hati-hatilah kemungkinan Alloh tidak suka ketaatanmu."

🔸Alloh Ta'ala berfirman :

ْ(كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ) التوبة : ٤٦.

"Akan tetapi Alloh tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Alloh pun melemahkan keinginan mereka." At Taubah : 46.

========
🔰🌠Forum Salafy Purbalingga

↗JOIN dengan kami di chanel:
http://tlgrm.me/ForumSalafyPurbalingga

Minggu, 23 Oktober 2016

BOLEHKAH MEMBELI RUMAH MELALUI PINJAMAN BANK RIBAWI ? 💸

🏡 BOLEHKAH MEMBELI RUMAH MELALUI PINJAMAN BANK RIBAWI ? 💸

🎙Pertanyaan :

🗯 Apakah diperbolehkan bagi saya mengambil pinjaman dari bank ribawi untuk membeli rumah ? Berilah kami faedah semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.

📝 Dijawab oleh Asy Syaikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali hafizhahullahu ta'ala :

🏡  Jikalau engkau sangat butuh dengan sepotong roti untuk dimakan dan menyelamatkan jiwamu dari kematian, maka janganlah engkau mengambil pinjaman dari bank sepeser pun, apalagi untuk membangun rumah atau membeli mobil (tentunya lebih tidak diperbolehkan).

🍖 Allah menghalalkan bagimu bangkai, daging babi, hewan yg mati dipukul, dan hewan yg mati karena jatuh. Allah menghalalkan itu semuanya untukmu ketika dalam kondisi darurat. Dan tidak menghalalkan riba untukmu.

💸 Sesungguhnya riba sangat berbahaya, sesungguhnya riba sangatlah berbahaya. Maka janganlah engkau bermuamalah dengan riba. Dan bersabarlah, karena Allah azza wa jalla berfirman yg artinya :

📖 "Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan memberi jalan keluar baginya dan memberi rizki dari arah yg tidak disangka-sangka"

💥 Maka riba itu dosanya sangatlah besar dan urusannya sangatlah berbahaya, dan orang yang menghalalkan riba dihukumi kafir. Jika engkau butuh rumah,maka bersabarlah sampai Allah memberi rizki kepadamu, dan bersandarlah hanya kepada Allah serta lakukanlah sebab-sebabnya hingga Allah menyediakan rumah untukmu. Dan jika tidak terwujud (apa yang kau inginkan untuk memiliki rumah), maka engkau selamat dari perbuatan memerangi Allah.

💸 Karena pelaku riba itu memerangi Allah - wal 'iyaadzubillah - sebagaimana firman Allah yg artinya : "Dan jika kalian tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagi kalian pokok harta kalian, kalian tidak menzhalimi dan tidak pula dizhalimi" Allah mengumumkan perang atas pelaku riba. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, pemberi riba, pencatat dan kedua saksinya.

⁉️ Apa yang kau inginkan setelah adanya laknat?

⁉️ Apakah sebuah rumah memberikan manfaat kepadamu, dalam keadaan jahannam ada di hadapanmu?                                          

✳️ Maka hendaknya seorang mukmin bertakwa kepada Allah dan bersabar atas kefaqirannya dan kebutuhannya. Karena Allah berfirman yang artinya :

📖 "Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar".

⛈ Bersabarlah, dan Allah akan memberimu pahala yang sangat besar sebagai ganti dari perbuatanmu berhadapan dengan laknat, kemarahan, kemurkaan dan hukuman Allah. Memikul kesusahan di dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemurkaan Allah dan hukuman-Nya.

✳️ Kita memohon kepada Allah untuk mencukupi kita dengan keutamaan dan karunia-Nya dari segala sesuatu yang menimbulkan kemarahan dan kemurkaan-Nya. Sesungguhnya Rabb kita maha mendengarkan doa. Dan semoga shalawat Allah dan salam-Nya tercurahkan kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarganya dan para shahabatnya.

📚 Sumber :
📖 Mausu'ah Muallafat Wa Rasail Wa Fatawa Asy Syaikh Rabii' Al Madkhali. Jilid I hal. 134-135

✏️Alih bahasa : Al Ustadz Abu Umair

🌍 Channel Yuk Ngaji Semarang :
📻

Sabtu, 22 Oktober 2016

SEPERTI BINATANG BUAS DAN API

Ashhaabus Sunnah:
┄┄┉┉✽̶»̶̥▪»̶̥✽̶┉┉┄┄


💢 SEPERTI BINATANG BUAS DAN API ... 🔥

🔸Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

💢 "Rasa marah seperti binatang buas. Jika pemiliknya melepaskannya, niscaya dia akan memangsa pemiliknya.

🔥 Dan syahwat itu seperti api. Apabila dinyalakan oleh pemiliknya, maka akan membakar pemiliknya."

📚 Al Fawaaid hal. 159


┄┄┉┉✽̶»̶̥▪»̶̥✽̶┉┉┄┄


️قال ابن القيم رحمه الله :

الغضب مثل السبُع إذا أَفلتَه صاحبُه بدأ بأكله.

والشهوة مثل النار إذا أضرَمها صاحبُها بدأت بإحراقه.

📚 الفوائد صـ159


┄┄┉┉✽̶»̶̥▪»̶̥✽̶┉┉┄┄
🎯 Majmu'ah Ashhaabus Sunnah
🚀©hannel telegram: https://tlgrm.me/ashhabussunnah
┄┄┉┉✽̶»̶̥▪»̶̥✽̶┉┉┄┄

Sabtu, 15 Oktober 2016

TANDA-TANDA KEJUJURAN DALAM UKHUWWAH

💐🌹🌻🌷 TANDA-TANDA KEJUJURAN DALAM UKHUWWAH

‏أربع تعرف بهن الأخوة:
١- الصفح قبل الاستقالة.
٢- وتقدم حسن الظن قبل التهمة.
٣- ومخرج العذر قبل العتب
٤- وبذل الود قبل المسألة.

Empat perkara yang dengannya ukhuwwah (persaudaraan) bisa diketahui benar-benar ada atau tidak:

1. Memaafkan sebelum dimintai maaf.
2. Mendahulukan berbaik sangka sebelum menuduh.
3. Mencarikan alasan sebelum menegur.
4. Berkorban memberikan apa yang dicintai sebelum diminta.

📚 Bahjatul Majalis, 131

🌍 Sumber || https://twitter.com/channel_moh/status/787278040954994688

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Rabu, 12 Oktober 2016

JADILAH PEMAAF AGAR ALLAH JUGA MENGAMPUNI DOSA-DOSAMU

💐🌹🌻🌷 JADILAH PEMAAF AGAR ALLAH JUGA MENGAMPUNI DOSA-DOSAMU

✍🏻 Al-Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata:

‏الواجب على العاقل لزوم الصفح عند ورود الإساءة عليه من العالَم بأسرهم؛ رجاء عفو الله جل وعلا عن جناياته التي ارتكبها في سالف أيامه.

"Yang wajib atas orang yang berakal adalah selalu berlapang dada dan memaafkan ketika datang perbuatan buruk terhadap dirinya dari seluruh dunia, dalam rangka mengharapkan pemaafan dari Allah Jalla wa Ala atas berbagai kejahatan yang telah dia lakukan pada hari-harinya yang telah lalu."

🌍 Sumber || https://twitter.com/hamed_junaibi/status/785906224940417024

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bitly/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Selasa, 11 Oktober 2016

RENUNGAN KEMATIAN DI HARI KELAHIRAN

RENUNGAN KEMATIAN DI HARI KELAHIRAN


"Setiap jiwa pasti akan merasakan mati..." (Ali Imran:185)

Kematian...sebuah kepastian yang pasti akan menghampiri kita diantara begitu banyak ketidakpastian dalam hidup ini. Namun sayangnya,,kebanyakan kita seringkali tersibukkan menyiapkan segala yang belum pasti dibanding menyiapkan diri untuk sebuah kepastian bernama kematian.
Seperti halnya kebanyakan kita hari ini...

Hari ini,,mungkin sebagian kita sedang memutar kembali ingatan bahwa tepat sekian tahun yang lalu adalah hari dimana Allah Ta'ala menakdirkannya hadir ke dunia setelah sekitar sembilan bulan berselimut kasih sayang dalam perut Ibu.

Hari ini sebagian kita mungkin tengah mempersiapkan perayaan indah bertajuk "Hari Ulang Tahun",,entah untuknya,,anaknya atau kerabat dan temannya. Mungkin mereka lupa jika manusia yang paling mulia,,Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam tak pernah merayakan hari kelahiran beliau,,begitu juga tiga generasi terbaik ummat ini. Tak ada satu pun dari mereka yg merayakan hari kelahirannya. Karenanya merayakan ulang tahun sama dengan merayakan kebid'ahan,,perayaan yang berakar dari sikap tasyabbuh terhadap orang-orang kafir, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka." (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Ada pula yang sibuk menyiapkan pakaian untuk perayaan ulang tahunnya,,padahal mungkin saja di suatu tempat,,sebuah mesin tenun sedang memintal benang-benang kain kafan,,barangkali itu untuknya.

“Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-Nahl: 61)*

Mungkin ada pula yang tertawa penuh kebahagiaan menyambut usia baru,,padahal mungkin saja tak lama lagi akan ada tangisan penuh kesedihan dari keluarganya yang mengantar jenazahnya ke rumah terakhir.

“Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa`: 78)

Hari ini,,mungkin sebagian yang lain sedang sibuk menghitung jumlah usia yang diberikan Allah Ta'ala untuknya,,lalu berhura-hura dengan dalih bentuk syukur,,padahal bentuk rasa syukur itu bukan begitu.

Al-Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata, syukur itu tidak akan terwujud kecuali jika dibangun di atas lima perkara. Yaitu dengan merendahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,,mencintai-Nya,,mengakui bahwa nikmat tersebut merupakan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta'ala,,memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan lisannya, dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk perkara yang dibenci oleh Allah." (1)

Sebagian yang lain mungkin tengah dihadang gelisah menghadapi pertanyaan "kapan" yang sering bertamu dari semua sisi,,kapan menikah?,,kapan punya anak?,,kapan punya rumah?,,kapan begini dan begitu. Usia yang menanjak seharusnya tidak membuat sabar dan baiksangka kita menurun,,sebab akan selalu ada hikmah yang bisa kita petik di setiap perubahan usia kita,,hikmah yang mengajak kita untuk menjadi lebih baik,,lebih sabar,,lebih bersyukur,,lebih berbaiksangka,,lebih mengingat kematian dan lebih menambah keimanan kita kepada-Nya sebelum kita benar-benar beranjak pergi meninggalkan dunia fana ini. Karena jika nyawa telah sampai di kerongkongan maka tertutuplah semua kesempatan itu.

Jika saja kita lebih sering merenungi segala nikmat-Nya,,yang tak kan mampu kita hitung,,maka tak ada lagi keluh yang menghiasi hati dan lisan kita. Tengok saja setiap nikmat yang melekat pada raga kita,,mata yang masih bisa melihat,,telinga yang masih mendengar,,udara yang masih bisa kita hirup,,jantung yang berdetak,,mulut yang masih mengeluarkan suara. Bukankah semua itu nikmat yang tak ternilai?? Jika sedikit saja nikmat kesehatan itu Allah ambil,,maka kita hanya bisa terbaring tak berdaya,,hanya mengharap bantuan orang lain. Mungkin saat itu kita baru akan mengingat-Nya,,lalu tak henti memohon kesembuhan dari-Nya. Namun saat nikmat kesehatan kembali hadir,,kebanyakan kita lebih sering lupa mengingat-Nya,,lupa tentang kematian,,lupa jika hidup di dunia ada batas waktunya.
Kegelisahan atas pertanyaan "kapan" semestinya bisa diredam dengan keyakinan akan iman kepada taqdir-Nya
Semestinya kita lebih gelisah jika di sekian usia yang telah Allah Ta'ala berikan,,kita belum menyadari untuk apa kita diciptakan,,kita belum juga introspeksi diri apa saja yang telah kita persiapkan untuk bekal kehidupan yang kekal nanti.

Sungguh ada yang lebih penting dari mengingat hari kelahiran,,yaitu mengingat kematian.

"Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (kematian).” (HR. At-Tirmidzi no. 2307, An-Nasa`i no. 1824, Ibnu Majah no. 4258. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata tentang hadits ini, “Hasan shahih.”)*

Bukankah saat gigi kita dicabut ada rasa sakit yang mendera? Lalu sudahkah kita merenungi  bagaimana keadaan kita ketika nyawa kita dicabut dari jasadnya?

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): ‘Keluarkanlah nyawamu.’ Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (Al-An’am: 93)

Bukankah ujian lisan jauh lebih menegangkan dari ujian tulisan? Lalu sudahkah kita meresapi bagaimana keadaan kita ketika menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur? Mampukah lisan kita menjawabnya dengan benar?

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Ibrahim: 27)

Bukankah nilai nol di rapor kita selama menuntut ilmu itu menyedihkan? Lalu pernahkah kita menyadari bagaimana sedihnya kita jika amalan kita selama ini tak bernilai apa-apa di hadapan-Nya

“Kami hadapkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.” (al-Furqon: 23)

Lalu bukankah kita seringkali diingatkan tentang itu semua?

Tapi lagi lagi kata "lupa" lebih sering hinggap di mata dan hati kita hingga lebih rela menukar bekal untuk hari yang kekal dengan keindahan semu yang tak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk.

Maka hari ini dan hari-hari yang akan datang persiapkan bekal untuk perjalanan menuju akhirat,,hapuslah keinginan merayakan hari kelahiran dengan segala sesuatu yang sia-sia bahkan dapat menimbulkan dosa,,hapus angan-angan tentang dunia yang jauh terbentang dan melenakan diri,,karena barangkali Malaikat Maut sudah begitu dekat tuk menjemput kita.

"Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut pada saat menghadap Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)."
(an-Nazi'at: 37—42)

Mari lebih serius mengingat mati,,sebagaimana orang-orang shalih terdahulu yang bergetar hati mereka ketika mengingat kematian.

Yazid Ar-Raqasyi rahimahullah berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka engkau wahai Yazid! Siapa gerangan yang akan menunaikan shalat untukmu setelah kematianmu? Siapakah yang mempuasakanmu setelah mati? Siapakah yang akan memintakan keridhaan Rabbmu untukmu setelah engkau mati?”
Kemudian ia berkata, “Wahai sekalian manusia, tidakkah kalian menangis dan meratapi diri-diri kalian dalam hidup kalian yang masih tersisa? Duhai orang yang kematian mencarinya, yang kuburan akan menjadi rumahnya, yang tanah akan menjadi permadaninya dan yang ulat-ulat akan menjadi temannya… dalam keadaan ia menanti dibangkitkan pada hari kengerian yang besar. Bagaimanakah keadaan orang ini?” Kemudian Yazid menangis hingga jatuh pingsan. (At-Tadzkirah, hal. 8-9)*

Hadirkan hati saat mengingat kematian agar menghancurkan angan-angan akan dunia.

Al-Imam Al-Qurthubi berkata, "Ad-Daqqaq berkata, ‘Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: bersegera untuk bertaubat, hati merasa cukup, dan giat/semangat dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda taubat, tidak ridha dengan perasaan cukup dan malas dalam beribadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu, yang merasa tidak akan dijemput kematian, tidak akan merasa sekaratnya, kepayahan, dan kepahitannya. Cukuplah kematian sebagai pengetuk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan dan menuntaskan angan-angan. Apakah engkau, wahai anak Adam, mau memikirkan dan membayangkan datangnya hari kematianmu dan perpindahanmu dari tempat hidupmu yang sekarang?” (At-Tadzkirah, hal. 9)*

"Yaa Allah, berikanlah taufik kepada kami untuk senantiasa dalam ketaatan kepada-Mu di sisa usia kami dan berikanlah keistiqamahan diatas jalan al haq hingga Malaikat Maut menjemput kami.

aa Hayyu yaa Qoyyum,,jadikanlah kami hamba-Mu yang selalu mengingat kematian agar kami tak tertipu dengan kehidupan dunia yang fana ini. Yaa Arhamar Rahiimin...Wafatkanlah kami dalam keadaan Islam dan diatas Sunnah. Aamiin… Yaa Rabbal ‘Alamin."

Wallahu a'lam bish-shawab.


Saudaraku fillah...meskipun tulisan ini menggunakan kata"kita" namun sejatinya itu terhujam terutama untuk diri saya.

Selesai ditulis saat kemuning pagi 14 Syawwal 1436 H menghiasi pulau kecil di Utara Maluku.

Ummu 'Abdillah Afiqoh

Catatan Kaki:
(1). http://asysyariah.com/kewajiban-mensyukuri-nikmat/

Sebagian ayat,,hadits dan juga perkataan yang diberi simbol * dikutip dari tulisan Al Ustadzah Ummu Ishaq al Atsariyah yang berjudul "Mengingat Mati"
http://asysyariah.com/mengingat-mati/

Channel Telegram: https://bit.ly/MiftahDaarSaadah
Publikasi:
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
 مفتاح دار السعادة
Miftah Daaris Sa'adah

http://www.happyislam.com/2016/07/renungan-kematian-di-hari-kelahiran.html?m=1

Senin, 10 Oktober 2016

4 TINGKATAN PADA PUASA 'ASYURO

🔰📁 *4 TINGKATAN PADA PUASA 'ASYURO*

🔸Berkata asy Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah:

▪"Puasa 'Asyuro ada 4 tingkatan:

1⃣Kita berpuasa pada hari 9, 10, dan 11 al Muharram. ↪Dan ini merupakan tingkatan yang tertinggi.

🔸Sebagaimana dalam hadits, yang diriwayatkan oleh al Imam Ahmad rahimahullahu dalam Musnadnya.

«صوموا يوماً قبله ويوماً بعده خالفوا اليهود»

"Puasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, dan selisihilah orang-orang Yahudi."

📁Dikarenakan juga, ketika seorang berpuasa 3 hari maka ia akan mendapatkan keutamaan puasa 3 hari setiap bulan.

2⃣Berpuasa pada hari ke 9 dan 10,

🔸Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

«لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع»

"Seandainya tahun depan aku masih hidup, maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 (dari al Muharram)."

🌾Hal ini tatkala dikhabarkan kepada beliau, bahwa orang-orang Yahudi mereka berpuasa pada tanggal ke 10 (al Muharram), maka beliau shallallahu 'alaihi wa sallam ingin menyelisihi orang-orang yahudi.

❌Bahkan menyelisihi orang-orang kafir secara umum.

3⃣Berpuasa pada tanggal 10 dan 11.

4⃣Berpuasa hanya pada tanggal 10 saja.

🔎Maka para ulama ada yang berpendapat *mubah*, ada pula yang mengatakan *makruh*.

↪Adapun yang berpendapat itu mubah, berdalil dengan keumuman sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya tentang puasa 'Asyuro, beliau hanya menjawab:

"Aku mengharap kepada Allah, puasa tersebut akan bisa menghapus dosa setahun yang telah lewat." Beliau tidak menyebutkan perintah untuk berpuasa pada tanggal 9.

↪Sementara yang mengatakan itu makruh, dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«صوموا يوماً قبله ويوماً بعده خالفوا اليهود»

"Puasalah kalian sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, dan selisihilah orang-orang yahudi."

🔸Dalam riwayat yang lainnya:

"Puasalah kalian 1 hari sesudahnya dan 1 hari sebelumnya."

🔎✔Maka disini mengandung konsekwensi, keharusan untuk menambahkan puasa sehari dalam rangka penyelisihan kepada orang-orang yahudi.

🔰Atau paling ringannya: Dimakruhkan bersendirian puasa hanya pada tanggal 10. Dan ini pendapat yang kuat.

✔Maka kami berpendapat, seorang bisa keluar dari permasalahan ini, dengan ia puasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.

📚Silsilah Liqo' al Bab al Maftuh (95).

=========
🔰🌠Forum Salafy Purbalingga

↗JOIN dengan kami di chanel:
htttp://tlgrm.me/ForumSalafyPurbalingga